Mengenal Jenis-Jenis Obat Kemoterapi Pengobatan Kanker

Kemoterapi dan Pengobatan Kanker

Kemoterapi adalah terapi melalui penggunaan bahan-bahan kimia kepada penderita kanker. Obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi akan bekerja membunuh sel-sel kanker atau mengambat perkembangannya melalui serangan terhadap siklus sel. Kemoterapi secara umum akan menimbulkan efek samping terhadap sel-sel sehat lainnya yang mempunyai karakteristik seperti sel kanker: yaitu memiliki kemampuan membelah secara cepat. Itulah sebabnya bagian-bagian tubuh yang terkena efek samping kemoterapi adalah rambut, misalnya, kita ketahui bahwa rambut pada bagian akarnya mempunyai sifat yang mirip dengan sel kanker yaitu membelah dengan cepat untuk melangsungkan pertumbuhan rambut. Demikian juga sel-sel epitelium pada dinding saluran cerna, yang juga umum terkena efek dari penggunaan obat-obatan kemoterapi. Sel-sel lain yang juga terkena dampak kemoterapi adalah sel-sel darah yang juga selalu aktif membelah dengan cepat. Walaupun demikian, biasanya efek samping penggunaan kemoterapi ini akan hilang setelah waktu dua atau 3 minggu pasca pengobatan.

Baca juga:
Efek Samping dan Lama Pengobatan Kanker dengan Kemoterapi
Apa yang Dimaksud dengan Kemoterapi pada Pengobatan Kanker?



Fungsi Kemoterapi pada Pengobatan Kanker

Fungsi kemoterapi dalam pengobatan kanker adalah sebagai agen penyembuh, di mana kemoterapi yang diberikan dimaksudkan untuk menghancurkan sel-sel kanker hingga ketika penderita dites tidak lagi terdapat atau terdeteksi adanya jaringan atau sel kanker dalam tubuh pasien. Selain itu kemoterapi bisa pula diberikan dalam tujuan sebagai pengontrol kanker. Pada tujuan pengontrolan ini, kemoterapi akan berfungsi mencegah menyebarnya sel-sel kanker, memperlambat pertumbuhan dan perkembangannya, hingga menghancurkan sel-sel kanker yang telah menyebar ke seluruh bagian tubuh. Ada pula tujuan kemoterapi untuk meringankan gejala-gejala kanker di mana kemoterapi berperan dalam mengecilkan tumor yang menimbulkan rasa sakit dan nyeri pada penderita dan memperpanjang harapan hidup. Fungsi yang terakhir ini dikenal juga sebagai fungsi paliatif.
Baca juga:
Efek Samping Pembedahan pada Pengobatan Kanker

Kemoterapi Tradisional dan Modern

Kemoterapi telah sejak lama dikembangkan. Obat-obatan untuk kemoterapi bersifat sitotoksik, yang berarti menghambat siklus sel, sehingga sel-sel kanker tidak dapat membelah. Kita tahu karakteristik sel kanker adalah kecepatannya membelah dan membentuk jaringan abnormal yang tidak terkendali. Kelemahan kemoterapi dengan obat-obatan sitotoksik ini seperti telah disebutkan di atas: selalu terdapat efek samping yang sebenarnya cukup berat dan berbahay jika tidak ditangai dengan benar.
Untunglah saat ini beberapa obat anti kanker terbaru seperti beragam antibodi monoklonal, walaupun masih ada kaitannya dengan kemampuan sitotoksik, jenis obat-obatan untuk kemoterapi ini lebih memilih target dengan tepat. Kemoterapi dengan menggunakan obat-obatan generasi baru ini lebih aman dengan sedikit atau tanpa efek samping karena yang dituju tidak sekedar sel dengan karakteristik membelah cepat, tetapi lebih kepada protein-protein tertentu yang hanya dimiliki oleh sel kanker dan penting untuk proses siklus selnya (pembelahan sel kanker). Walaupun demikian, sampai saat ini obat-obat generasi sitotoksik (kemoterapi tradisional) masih digunakan mengingat keterbatasan jenis dari obat-obatan kemoterapi modern (generasi terbaru).
Baca juga:
Alasan Mengapa Dokter Tidak Menyarankan Operasi Kanker

Beberapa Jenis Obat Kemoterapi 

Beberapa jenis obat kemoterapi pengobatan kanker antara lain:

Agen Alkilasi (Alkylating Agents)

Alkylating agents adalah golongan obat untuk kemoterapi penderita kanker yang paling awal ditemukan dalam sejarah kemoterapi. Golongan obat kemoterapi ini dinamakan demikian karena kemampuannya mengalkilasi molekul penting untuk pembelahan sel yang terdapat di dalam inti, yaitu DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) dan RNA (Ribo Nucleic Acid). Kemampuan agen alkilasi (alkylating agents) inilah yang membuatnya dapat bekerja untuk menghentikan pertumbuhan dan pembelahan sel-sel kanker. Selanjutnya, karena kerusakan DNA atau RNA yang disebabkan oleh alkylating agents ini maka sel kanker kemudian mati (mengalami apoptosis).

Antimetabolit (Anti-metabolites)

Golongan obat-obatan untuk kemoterapi dari antimetabolit adalah kelompok obat-obatan kanker yang menghambat sintesis DNA atau RNA. Kemampuan antimetabolit terhadap penghambatan pembentukan DNA dan RNA dikarena obat-obatan ini mempunyai struktur molekul yang sangat mirip dengan molekul nukleotida, yaitu unit-unit molekul pembangun DNA dan RNA. Ketika obat-obatan jenis antimetabolit ini ikut masuk ke dalam proses sintesis DNA dan RNA yang dilakukan untuk pembelahan sel kanker, maka proses pembentukan DNA dan RNA akan terhenti. Akibatnya, sel kanker tidak dapat membelah atau memperbanyak diri. Kerusakan DNA dan RNA sel kanker selanjutnya akan membawa sel tersebut pada kematian.

Agen Anti-Mikrotubul (Anti-Microtubules Agents)

Golongan obat-obatan kemoterapi kanker anti-mikrotubul agen adalah senyawa kimia yang diekstrak dari tumbuhan yang dapat mengganggu proses pembentukan mikrotubul di dalam sel-sel kanker yang sedang membelah.
Baca: Daftar Tumbuhan-Tumbuhan Herbal untuk Alternatif Pengobatan Kanker
Mikrotubul jika diamati di bawah mikroskop merupakan benang-benag harus yang sangat berperan penting pada tahap-tahap pembelahan sel. Mikrotubul merupakan struktur yang bersifat dinamis, yang dapat terbentuk dalam jumlah sangat besar pada tahapan pembelahan sel tertentu untuk kemudian dihancurkan kembali pada tahapan pembelahan berikutnya. Di sinilah agen anti-mikrotubul bekerja. Agen anti-mikrotubul terdiri dari golongan alkaloid vinca dan taxane. Kedua bekerja secara berlawanan, di mana alkaloid vinca menghambat pembelahan sel kanker dengan mencegah sel membentuk mikrotubul, sementara taxane justru sebaliknya, bekerja dengan menghambat mikrotubul yang terbentuk untuk dihancurkan. Ketika mikrotubul berada pada kondisi stagnan ini, maka proses pembelahan sel otomatis terhenti, lalu selanjutnya akan membuat sel kanker mengalami kematian (apoptosis).
Baca : Sirsak dan Penelitian-Penelian Terkait Potensinya Sebagai Obat Herbal Kanker

Inhibitor Topoisomerase (Topoisomerase Inhibitors)

Golongan obat kemoterapi inhibitor topoisomerase ini bekerja dengan menghambat kerja enzim yang disebut topoisomerase. Enzim topoisomerase merupakan enzim yang membantu pemisahan rantai DNA sehingga dapat terbentuk 2 rantai DNA baru yang sama pada saat proses pembelahan sel kanker. Ketika pembelahan DNA terhambat, maka sel kanker berhenti membelah lalu kemudian mati karena mengalami apoptosis.

Antibiotik Sitotoksik (Cytotoxic Antibiotics)

Golongan obat kemoterapi ini bekerja dengan cara masuk ke dalam molekul DNA atau RNA. Ketika mereka berada di dalam molekul DNA atau RNA, molekul menjadi rusak dan selain itu ada pula tipe antibiotik sitotoksin yang merusak enzim topoisomerase (enzim penting untuk penggandaan DNA) dalam siklus sel. Akhirnya, karena kerusakan DNA dan RNA sel kanker tidak dapat membelah dan mati. Golongan antibiotik sitotoksik ini diperoleh dari bakteri.

Baca juga:
Waspada! Gejala dan Faktor Resiko Kanker Usus Besar (Colorectal Cancer)

No comments :

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar di http://novehasanah.blogspot.com
Komentar anda adalah apresiasi bagi kami, karena itu berkomentarlah dengan sopan.

Mohon untuk tidak meninggalkan link aktif pada kolom komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...