buah kalangkala (Litsea angulata) |
Buah Eksotik Buah Kalangkala
Tadi sore ketika melintas di sebuah pasar tradisional yang dekat dengan rumah, saya melihat seorang penjual sayur memamerkan beberapa tumpukan buah kalangkala di antara dagangan lainnya. Buah berwarna merah muda itu kelihatan begitu mencolok mata. Akhirnya saya memutuskan untuk membelinya. Lumayan murah ternyata, mungkin lagi agak banyak dijajakan. Saat membeli buah-buah itu, saya melihat seorang pedagang sayur lainnya juga sedang menjual buah-buah eksotis tersebut. Saya membayar sepuluh ribu rupiah untuk 40 buah kalangkala. Buah seukuran jempol kaki itu dipajang di atas piring-piring yang berisi 20 butir kalangkala. Kalau lagi tidak musim, jangan harap bisa menemukan buah ini di pasaran atau penjual sayur. Atau kalau lagi sulit, harganya bisa 3 sampai 4 kali lipat, bahkan dengan kondisi buah yang tidak terlalu mulus dan bagus.
Buah kalangkala itu memang eksotik. Setelah sedikit browsing, akhirnya saya mengetahui bahwa nama ilmiah kalangkala adalah Litsea angulata. Tidak banyak artikel yang membahas tentang tanaman unik ini. Menurut beberapa referensi yang saya temukan, buah kalangkala memang buah asli dari hutan Kalimantan. Penyebarannya tidak terlalu luas. Buah yang dihasilkan dari tumbuhan berbentuk pohon dengan daun yang besar memanjang ini dapat ditemukan di Malaysia, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Mollucas, dan New Guinea. Pohonnya besar hingga dapat tumbuh mencapai ketinggian puluhan meter. Jangan coba memanjat pohon ini, karena dahannya sangat rapuh. Panen buah biasanya dilakukan serempak dalam satu pohon karena buah masak hampir secara bersamaan.
Buah-buah kalangkala umumnya diambil dari hutan. Akan tetapi, kini masyarakat yang telah menyadari nilai ekonomis yang tinggi dari buah ini saya lihat mulai menanamnya di pekarangan atau ladang. Di tepi jalan antara rumah dan tempat kerja saya saja, saya melihat beberapa pohon kalangkala yang ditanam. Kebanyakan belum berbuah, tetapi ada pula yang sudah mulai menghasilkan. Karena dahannya yang rapuh, petani biasa memetiknya dengan menggunakan tangga. Cara lain yang biasa dipakai pengumpul kalangkala dari hutan adalah dengan menebas dahannya. Tentu saja para pengumpul buah kalangkala hutan harus saling mendahului dengan monyet, kera, tupai, atau burung-burung pemakan buah yang juga sangat menggemari kalangkala.
Pohon kalangkala sangat mencolok penampilannya dari jauh karena bentuk dahannya yang horisontal, membentuk sudut sekitar 45 derajat dari batang utama. Bunga yang selanjutnya tumbuh menjadi buah menempel dengan tangkai besar ke dahan dan ranting. Dahan-dahan yang berbuah seperti ditempeli buah-buah ini disepanjangnya.
Perhatikan gambar buah kalangkala di atas, ia memiliki kelopak yang berasal dari kelopak bunga yang menjadi satu (tidak berbelah) dan menutupi pangkal buah. Saat mengolahnya, kita tinggal menarik kelopak itu dari tangkainya. Buah akan terlepas dengan mudah.
setelah direndam dalam air hangat dan sedikit garam warnanya menjadi pucat, siap disantap |
Daging buah kalangkala bertekstur lembut lembut dilindungi oleh kulit buah yang sangat tipis. Jadinya, buah ini mudah sekali penyok dan membusuk membentuk noda hitam-hitam pada kulit. Penjual kalangkala biasanya membawa buah eksotik ini dalam keranjang plastik buah yang berlubang-lubang. Angin segar harus leluasa masuk di antara kumpulan buah agar ia tidak membusuk atau rusak.
Buah kalangkala yang telah dicopot dari tangkai dan kelopaknya mudah sekali cara pengolahannya. Caranya, buah dicuci dengan air sampai bersih. Kemudian direndam dalam air hangat hingga semua buah tercelup di air. Taburi dengan garam secukupnya. Setelah 2 atau 3 jam, buah kalangkala siap disantap. Setahu saya tidak ada cara-cara lain pengolahan buah kalangkala selain dengan cara direndam dengan air panas tersebut. Kita dapat memakannya bersama nasi atau dicampurkan dengan sambal terasi. Oh ya, beberapa orang juga menambahkan irisan bawang merah mentah saat merendam buah kalangkala. Saya dan keluarga lebih suka yang original, tanpa bawang. Dijamin, makan akan jadi semakin berselera. Memang, masyarakat menganggap buah kalangkala dapat meningkatkan nafsu makan.
ini biji kalangkala, satu biji di dalam satu buah dan berukuran besar |
Rasa buah kalangkala unik. Buah kalangkala yang telah direndam air panas tadi dapat dimakan daging buah bersama-sama kulit luarnya yang tipis. Tekstur yang lembut seperti buah alpukat, berwarna hijau kekuning-kuningan mempunyai cita rasa gurih dan manis. Terasa ada kandungan sedikit lemak atau protein juga di dalam daging buahnya yang membalut biji besarnya yang berwarna coklat muda hingga coklat tua.
Beberapa orang mengatakan bahwa biji buah kalangkala dapat dibuat obat untuk mengobati bisul. Caranya dengan menumbuknya dan menghaluskannya, kemudian ditempelkan ke bagian yang sakit. Mungkin perlu penelitian lebih lanjut tentang manfaat tumbuhan langka ini untuk obat-obatan atau manfaat lainnya.
Anak-anak jaman sekarang yang tinggal di wilayah perkotaan sepertinya tidak banyak mengenal buah ini. Dulu, saya ingat betul ketika seorang teman kuliah menginap di rumah dan saya membeli buah ini di pasar bersamanya, kawan itu tidak tahu dan belum pernah melihat buah ini. Dikiranya buah ini dapat langsung dimakan karena warnanya yang merah muda dan kulitnya yang licin itu. Lucu juga melihat ekspresinya saat mengeluarkan buah itu dari mulutnya saat ia tanpa sepengatuan saya mengambil dari kantong kresek dan mencoba menggigit buah itu untuk langsung dimakan.
Buah kalangkala memang eksotis. Adakah buah ini di daerah anda? Apa namanya? Pernahkah anda memakannya dan bagaimana cara menyajikannya?
No comments :
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar di http://novehasanah.blogspot.com
Komentar anda adalah apresiasi bagi kami, karena itu berkomentarlah dengan sopan.
Mohon untuk tidak meninggalkan link aktif pada kolom komentar.