Rubrik Penilaian Pantun

Sebelum kita memberikan rubrik penilaian pantun, ada baiknya kita mengenali dulu apakah pantun itu? 

Pantun adalah salah satu puisi tradisional khas melayu yang populer hingga saat ini di semua kalangan. Pantun mempunyai pola sajak a-b-a-b, Pola sajak a-b-a-b yang dimaksud di sini adalah suku kata atau huruf akhir dari kata yang dipakai diujung larik/baris mempunyai kesamaan bunyi. Perhatikan contoh satu bait berikut:

Asam kandis asam gelugur (pola sajak a)

Ketiga asam si riang-riang (pola sajak b)

Menangis mayat di pintu kubur (pola sajak a)

Mengingat badan tidak sembahyang  (pola sajak b)

Pada pantun tersebut kita bisa melihatbahwa pantun adalah puisi yang tradisional yang terdiri dari 4 baris/larik. Ke-empat baris ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah 2 baris pertama yang berfungsi memberikan gambaran akan bagaimana nanti bunyi (pola sajak) untuk isi pantun. Sampiran seringkali tidak berhubungan dengan isi. Tetapi kedua baris sampiran saling berbubungan.

Asam kandis asam gelugur  (sampiran baris 1)

Ketiga asam si riang-riang (sampiran baris 2)

Menangis mayat di pintu kubur (isi baris 3)

Mengingat badan tidak sembahyang (isi baris 4)

Perhatikan pula antar kedua baris isi saling berhubungan. Pada bagian isi inilah pesan atau tujuan pesan disampaikan. Sementara pada bagian sampiran (baris 1 dan 2) memperindah pantun yang dibentuk. 

Setiap baris dari pantun terdiri dari 8 -12 suku kata. Perhatikan jumlah suku kata pada contoh pantun tersebut.

Asam  kandis  asam  gelugur (jumlah suku kata = 9 buah)

Ketiga  asam  si  riang-riang (jumlah suku kata = 10 buah )

Menangis  mayat  di  pintu  kubur (jumlah suku kata = 10 buah)

Mengingat  badan  tidak  sembahyang (jumlah suku kata = 10 buah)

Nah jadi pantun harusnya memiliki struktur yang benar, memiliki tema tertentu, terdapat keindahan bahasa, mengandung pesan tertentu dengan jelas, dan terdapat orosinalitas dan kreativitas di dalamnya. 

Pantun bisa disusun dalam beberapa bait (1 bait terdiri dari 4 baris). 

Baiklah, sesuai dengan judul postingan saya hari ini yaitu rubrik penilaian pantun, berikut adalah contoh rubrik penilaian pantun yang dapat kita gunakan untuk menilai pantun yang dibuat oleh siswa:

Rubrik Penilaian Pantun

Demikian contoh rubrik penilaian pantun, semoga bermanfaat.

Baca juga:

Cerita Rakyat: Lutung Kasarung dan Putri Purbasari

No comments :

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar di http://novehasanah.blogspot.com
Komentar anda adalah apresiasi bagi kami, karena itu berkomentarlah dengan sopan.

Mohon untuk tidak meninggalkan link aktif pada kolom komentar.